Connect with us

Ahriesonta.id

Kilas Balik, Aksi Cepat Polisi Tentukan Penanganan Teror Bom Sarinah-Thamrin

Peristiwa bom sarinah-thamrin yang terjadi pada 14 Januari 2016 (istimewa/ekbis.sindonews.com).

Pengabdian

Kilas Balik, Aksi Cepat Polisi Tentukan Penanganan Teror Bom Sarinah-Thamrin

Teror bisa mucul kapan saja, seperti kejadian ledakan bom di perempatan Sarinah-Thamrin Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016. Indonesia memang bukan pengecualian ancaman teror, di tengah tumbuhnya aliran radikal dengan jaringan organisasi berskala global.

Sifat ancaman terorisme bersifat acak (scatter), dikarenakan kantung-kantung aliran radikal hidup di tengah masyarakat. Meski demikian, gerakan terorisme bukan hal mustahil untuk dikenali oleh aparat keamanan. Aksi terorisme biasanya melancarkan aksi serangan di ruang publik dengan memanfaatkan momentum, seperti hari besar nasional. Pola propaganda ketakutan pada masyarakat melalui aksi teror ini biasanya dilakukan berupa penembakan liar hingga peledakan bom.

Tidak luput dari pola-pola aksi propaganda tersebut, penyerangan pos-pos tugas kepolisian acapkali menjadi target pertama sasaran teror. Jika pos tugas kepolisian berhasil dilumpuhkan para pelaku teror, maka pelaku dapat leluasa melancarkan teror lebih lanjut atas objek vital lainnya di masyarakat.

Pelajaran berharga dari Teror Bom Sarinah-Thamrin, hal terpenting dalam penangkalan aksi terorisme adalah kesiapsiagaan aparat kepolisian. Tahapan aksi teror itu dapat dilihat dari kronologi teror.

Pertama, pelaku teror melakukan peledakkan Pos Polisi Lalu Lintas perempatan Sarinah. Para pelaku memanfaatkan situasi crowded dan berbaur dengan masyarakat yang hendak menyebrang jalan. Pos Polisi yang terletak di tengah separator dua arah jalan raya berhenti dan melakukan pengeboman. Aksi ini membuat dua orang polisi yang sedang bertugas memantau lalu lintas mengalami luka. Sementara itu beberapa polisi yang tengah mengatur lalu lintas di sudut jalan lepas dari sasaran teror.

Kedua, anggota pelaku teror yang lain melancarkan serangan tembakan menggunakan senjata api kepada polisi yang tidak terkena serangan bom pertama. Kondisi darurat ini berlangsung cepat. Dalam video amatir masyarakat di sekitar tempat kejadian, dan selanjutnya dapat dipublikasikan oleh beberapa stasiun televisi nasional, terlihat bahwa polisi lalu lintas segera melindungi masyarakat yang pada saat kejadian tengah menyebrang.

Dapat dibayangkan, dalam kondisi chaos seperti ini, Polisi Lalu Lintas (Polantas) masih harus melindungi para pengguna jalan. Mereka harus membuat para penyebrang jalan segera meninggalkan lokasi. Di samping itu, para pengguna jalan yang menggunakan kendaraan yang kala itu berhenti karena lampu merah, harus secara teratur meninggalkan kepadatan lalu lintas.

Polisi lalu lintas juga harus berkoordinasi dengan rekannya di perempatan Bundaran Hotel Indonesia dan di perempatan Medan Merdeka Barat untuk memblokade kendaraan yang hendak menuju Thamrin arah kawasan Sarinah.

Pos Polisi terdekat Pos Polantas adalah Pos Polisi Sarinah yang terletak di area belakang Sarinah dekat parkiran mobil (depan Artotel). Dalam kondisi darurat ini, Polantas yang bertugas harus memberikan komunikasi sinyal darurat kepada Pimpinan Kepolisian Wilayah Jakarta (Polda Metro) untuk menggelar operasi yang sesuai, yakni penanganan teror oleh Detasemen Khusus 88 (Densus 88).

Kejadian adalah kejadian, karena sifatnya yang berlangsung cepat. Prosedur bisa jadi gugur karena tugas utama Polisi yang berada di lokasi kejadian harus mengutamakan masyarakat yang berada di lokasi. Beberapa warga yang terkenan ledakan bom berjatuhan di tempat.

Responsivitas Reskrimum
Respon penanganan kejadian yang paling cepat justru datang dari Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Polisi Krishna Murti. Pada saat kejadian ia tengah bersama Karoops Polda Metro Kombes Polisi Marsuani, yang tengah melintas di jalan Thamrin menuju ke Istana untuk melakukan pengamanan demonstrasi.

Dalam keterangan Kepolisian yang dikutip dari beberapa media online nasional, mobil yang dikendarai Kombes Polisi Krishna Murti berhenti seketika mendengar ledakan dan tembakan.

Sebuah sumber berita menyebutkan beberapa nama polisi yang beraksi menangani aksi terorisme itu antara lain AKBP Ir. Untung dari Lemdikpol, yang pada saat kejadian kebetulan sedang di lokasi. Secara spontan ia turut memburu pelaku teror. Jika dilihat dalam beberapa video amatir yang disiarkan stasiun televisi nasional ia mengenakan baju putih tanpa rompi pelindung. Aksinya berhasil menembak mati pelaku dari jarak dekat.

AKBP Dedi Tabrani Kapolsek Menteng yang pada waktu kejadian bersama AKBP Susatyo Kapolsek Gambir dan Karo Ops Polda Metro. Ketiga polisi ini berhasil melumpuhkan seorang pelaku teror.

Dimana Kombes Krishna? Ia seperti Dirigen dalam penampilan musik orkestra, berdiri di tengah jalan melakukan instruksi serangan kepada teroris yang bersembunyi di parkiran kafe Starbucks di Gedung Skyline.

Baku tembak pun berlangsung antara Polisi yang kebetulan berada di sekitar lokasi dengan para pelaku teror yang telah mempersiapkan diri. Adanya video amatir sehingga masyarakat dunia bisa menyaksikan rangkaian kejadian baku tembak ini. Tidak ada kalimat yang sederhana untuk menjelaskan hal ini, pertarungan terbuka Polisi-Teroris ini mirip film action besutan Hollywood.

Response Times Tim Gabungan
Kronologi teror bom perempatan Sarinah-Thamrin bermula sekitar pukul 10:30 ketika bom pertama meledak. Penembakan teroris terhadap Polantas berlangsung setelah itu, selama 20 menit. Bom susulan berlangsung beberapa saat kemudian. Dalam keadaan penuh ketidakpastian dan kepanikan para pengguna jalan, dalam waktu yang bersamaan Polantas berhasil mensterilisasi tempat kejadian hingga pukul 11:15.

Sementara itu kawanan pelaku teror tengah mencari mencari tempat perlindungan, di saat Kombes Polisi Krishna Murti dan Anggota Polisi di lokasi kejadian sedang mempersiapkan pengepungan. Sekitar pukul 11:45 Kombes Polisi Krishna Murti mulai memerintahkan penembakan balik terhadap pelaku teror.

Kejadian serupa ini mengingatkan kita pada operasi penanganan teror di Sandy Hook Elementary School Newtown, Connecticut AS. Masyarakat dunia dapat menyaksikan video gelar operasi Kepolisian Negara Bagian Connecticut dalam menangani ancaman teror. Dalam dokumentasi Kepolisian Connecticut, yang dimuat di beberapa media AS menyebutkan bahwa waktu tanggap Connecticut State Police berkisar selama 00:11:09 dari mulai pelaporan warga hingga Polisi tiba di lokasi.

Pelaporan kejadian dilakukan oleh warga sekitar tempat kejadian dengan layanan 911. Kemudian Polisi melakukan mobilisasi Polisi Anjing Pelacak, Unit Taktis, Bomb Squad, dan Polisi dengan Helikopter. Sempat terjadi baku tembak namun, pelaku teror yang hanya berjumlah satu orang akhirnya melakukan bunuh diri.

Kejadian pada 14 Desember 2012 itu memerlukan waktu hingga 28 Maret 2013 hingga proses investigasi hingga penemuan barang bukti pendukung di rumah pelaku. Laporan lengkap investigasi atas kejadian penembakan liar itu selesai pada 25 November 2013.

Dalam aksi penanganan pertama bom Sarinah-Thamrin, tim gabungan Kepolisian Polda Metro tiba di lokasi kejadian memerlukan waktu tempuh kuran dari 00:10:15. Sehingga sekitar pukul 11:45 WIB pelaku teror dapat dikepung. Dalam kondisi pengepungan tersebut, tim gabungan yang dipimpin langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian. Adapun Brigjen Anang Revandoko Wakakor Brimob memimpin operasi penanganan teror dari satuan Brimob.

Gelar operasi dan penyisiran kawanan pelaku teror di sekitar lokasi kejadian berlangsung selama 4 jam. Sekitar pukul 14:40, situasi sudah terkendali. Gubernur DKI Basuki Tjahaja. Purnama melakukan sidak operasi penanganan teror di kawasan Sarinah.

Portal berita the Guardian mengutip situs Islamic State pada pukul 14:44 di hari kejadian, menerbitkan Islamic State of Iraq and Syria (Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah-ISIS) melakukan klaim atas serangan di Sarinah-Thamrin Jakarta Pusat. Penyisiran lanjutan kemudian dilancarkan Polda Metro Jaya hingga 24 jam setelah itu, dan berhasil menemukan pengejaran hingga ke tempat-tempat pelaku teror, termasuk rumah orang tua pelaku teror.

Klik untuk komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen + ten =

Ke Atas